
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIPERTIROIDISME
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Hipertiriodisme adalah tiroksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri.
2. ETIOLOGI
- Primer :
· Goiter diffus toksik (penyakit grave)
· Adenoma
· Goiter multi nodular toksik
· Tiroksikosis
· Kanker tiroid
- Sekunder / tersier :
· Hiperfungsi hipofise / hipotalamus
· Beberapa tumor ovarium
· Penggunaan tiroid berlebihan
3. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme antara lain adalah goiter nodular toksik, adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroiditis sub akut dan kronis dan ingesti TH. Patofis dibalik manifestasi penyakit hipertiroid dapat dibagi menjadi 2 kategori : (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebihan sistem saraf adrenergik (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang bersikulasi. Akibatnya dari hipertiroid antara lain takikardia, peningkatan curah jantung.
4. MANIFESTASI KLINIS
· Penurunan BB, lemah, diare
· Status mental : ansietas, kurang berkonsentrasi, gelisah, emosi
· Sistem saraf : tremor, peningkatan reflek tendon, penurunan koordinasi
· Sistem kardiovaskuler : takikardia, peningkatan tekanan darah, angina, aritmia, gagal jantung
· Perubahan otot dan tulang : kelemahan otot, atropi, osteoporosis
· Perubahan kulit : hangat, lembab, intoleransi terhadap panas, keringat berlebihan
· Perubahan seksual : amenore, penurunan libido
· Pembesaran tiroid
5. DIAGNOSTIK TEST
a. Test kadar serum T4 : Mengukur tiroksin sirkulasi yang bebas dan terikat ; normalnya 3 – 7 mg / 100 ml
b. Test kadar serum T3 : Mengukur T3 terikat; normal 100 – 170 ug / 100 ml
c. Test T3 Resin Uptake (T3U) : Mengukur perubahan kadar tiroid binding protein; normal 25% - 30% - T3 Radioaktif berikatan dengan Resin
d. Test TSH Radiomunoassay : membantu membedakan hipertiriodisme primer dan sekunder
e. Scan tiroid : mengetahui ukuran, bentuk dan fungsi anatomi kelenjar dan area
f. BMR : untuk mengevaluasi terapi, normal – 15% - + 15% pada pasien hipertiroidisme > + 15%, < - 15%
6. PENATALAKSANAAN
· Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1 tahun. Obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin
· Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil pra bedah
· Pengobatan dengan yodium radioaktif
7. KOMPLIKASI
Kerusakan saraf laringeal, edema atau spasme pita suara, dan tetani
ASKEP PADA HIPERTIROIDISME
I. Pengkajian
a. Umur, nama, jenis kelamin, tempat tinggal
b. Keluhan utama : biasanya px mengeluh seperti BB turun meskipun nafsu makan meningkat, diare, tidak tahan terhadap panas, berkeringat banyak, palpitasi, nyeri dada.
c. Riwayat penyakit sekarang
P : tanyakan penyebab utama ? biasanya penyebab utama antara lain infeki kelenjar tiroid atau pengobatan
Q : px biasanya lemah, resi nyeri di mata
R : rasa sakit pada daerah orbita, thorak dan nafsu makan menurun
S : biasanya aktifitas px terganggu sehubungan dengan K/u yang lemah
T : waktu serangan
d. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya px pernah mendapat pengobatan dengan hormon tiroid yang berlebihan
e. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah keluarga px pernah mengalami penyakit yang sama, atau penyakit lainnya seperti DM, HT, dll.
f. Riwayat psikososial dan spiritual
- Psikologi px sangat gelisah, emosilabil, nervous/gugup
- Spiritual : biasanya px akan terganggu ibadahnya
II. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
TD : tekanan darah biasanya meningkat
BB : pada px hipertiriodisme biasanya terjadi BB yang turun
N : meningkat
2. Pengkajian Persistem
a. Sistem integumen
b. Sistem pencernaan
c. Sistem mukuluskeletal
d. Sistem pernapasan
e. Sistem kardiovaskular
f. Metabolik
g. Sistem neurologi
h. Sistem reproduksi
i. Psikologi / emosi
III. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung yang b/d penurunan waktu pengisian diastolik sebagai akibat peningkatan frekuensi jantung
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang b/d efek hiperkatabolisme
3. Perubahan persepsi sensoris (penglihatan) yang b/d gangguan perpindahan impuls sensoris akibat ofthalmopati
IV. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Dx : Penurunan curah jantung yang b/d menurunnya waktu pengisian diastolik sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung
Tujuan :
Fungsi kardiovaskular kembali normal
Intervensi keperawatan :
1. Observasi setiap 4 jam TTV
R/ : untuk mengetahui keadaan px
2. Anjurkan px untuk istirahat
R/ : dengan istirahat dapat memulihkan keadaan px
3. Kolaborasi dengan tim medis
R/ : dengan pemberian terapi dapat mempercepat penyembuhan px
2. Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang b/d efek hiperkatabolisme
Tujuan :
Setelah perawatan di rumah sakit, kx akan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Intervensi keperawatan :
1. Berikan makanan sedikit tapi sering
R/ : memenuhi kebutuhan nutrisi px
2. Timbang BB secara teratur setiap 2 hari sekali
R/ : untuk mengetahui perkembangan px
3. Kolaborasi dengan gizi
R/ : dengan terapi dapat mempercepat penyembuhan px
3. Dx : Gangguan persepsi sensoris (penglihatan) yang b/d gangguan transmisi impus sensori sebagai akibat oftalmopati
Tujuan :
Kx tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi trauma/cedera pada mata.
Intervensi keperawatan :
1. Anjurkan pada kx bila tidur dengan posisi elevasi kepala
R/ :
2. Basahi mata dengan borwater steril
R/ : mencegah terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Sulvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 1995. EGC : Jakarta.
Rumahorbo Hotma, SKp. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. 1997. EGC : Jakarta.
Barbara C. Long. Perawatan Medikal Bedah. 1996. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar